, ,

Skandal Pemain Naturalisasi Netizen Malaysia Sebut Memalukan

oleh -66 Dilihat
oleh

Sei Rampah – Skandal Pemain Naturalisasi Jagat sepak bola Malaysia tengah diguncang oleh skandal pemain naturalisasi yang menjadi perbincangan hangat, tidak hanya di kalangan fans, tetapi juga para pengamat dan mantan pemain nasional. Reaksi warganet Malaysia pun keras—banyak yang menyebut peristiwa ini sebagai “memalukan” dan mencoreng harga diri sepak bola Tanah Melayu.


Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Skandal bermula saat salah satu pemain naturalisasi Malaysia, yang sempat digadang-gadang sebagai tulang punggung tim nasional, dinyatakan tidak memenuhi komitmen etika dan profesionalisme, baik di dalam maupun luar lapangan. Dugaan pelanggaran kontrak, kedisiplinan, bahkan isu performa yang tidak sesuai ekspektasi mengemuka

Skandal Pemain Naturalisasi
Skandal Pemain Naturalisasi

Baca Juga : Jembatan Pandansimo Ikon Baru Jogja yang Siap Jadi Magnet Wisata

Lebih jauh lagi, beberapa laporan menyebutkan bahwa pemain bersangkutan tidak benar-benar memiliki keterikatan kuat dengan Malaysia, selain status kewarganegaraan instan untuk memperkuat skuad Garuda Merah—istilah yang sempat populer untuk naturalisasi cepat demi turnamen.

📉 Proyek Naturalisasi Kini Dipertanyakan

Sejak 2018, Malaysia mulai aktif menaturalisasi pemain asing untuk memperkuat skuad nasional. Beberapa berhasil, seperti Liridon Krasniqi dan Guilherme de Paula, meski tetap menuai pro-kontra.

Namun dengan skandal ini, suara-suara yang menolak proyek naturalisasi tanpa seleksi ketat semakin keras. Banyak yang merasa bahwa pemain lokal lebih layak diberi kesempatan, sekalipun proses pembinaan memerlukan waktu lebih lama.


👁️ Pelajaran dari Negara Tetangga

Skandal ini juga memicu perbandingan dengan strategi naturalisasi negara lain seperti Indonesia dan Qatar. Netizen mencatat bahwa keberhasilan naturalisasi di negara lain dilakukan dengan seleksi ketat, pendekatan jangka panjang, dan pembinaan karakter—bukan sekadar status paspor.

🔚 Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Sepak Bola

Kasus ini lebih dari sekadar performa buruk atau kontrak yang dilanggar. Ini tentang identitas nasional, komitmen, dan rasa memiliki. Ketika seragam tim nasional dikenakan tanpa jiwa, hasilnya bukan hanya kekalahan, tapi juga kehilangan kepercayaan publik.

Kini, semua mata tertuju pada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) — akankah mereka belajar dari skandal ini, atau akan terus berjudi dengan kebijakan yang mengundang kontroversi?

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.