Sei Rampah – CEO Nvidia Heran Dunia teknologi mendadak heboh setelah kabar mengejutkan bocor ke publik: AMD memberikan 10% saham divisi AI-nya kepada OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Yang bikin makin panas, bukan cuma karena angka 10% itu fantastis, tapi karena CEO Nvidia, Jensen Huang, disebut “heran bukan main” dengan langkah saingannya itu.
“Wait… mereka kasih segitu banyak untuk model bahasa besar?” ucap Jensen dalam nada bercanda—tapi sinis—saat konferensi teknologi di San Francisco.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Baca Juga : Saling Serang, 58 Tentara Pakistan Tewas oleh Pasukan Afghanistan
Menurut laporan sejumlah media teknologi AS, AMD sedang mencoba mengejar ketertinggalannya dari Nvidia di ranah chip AI. Untuk itu, mereka menjalin kerja sama eksklusif dengan OpenAI—yang kini jadi raksasa AI generatif dunia
Sebagai bagian dari kerja sama strategis itu, AMD dikabarkan memberikan 10% saham dari unit AI barunya kepada OpenAI. Sebuah langkah yang dianggap “gila berani” oleh banyak pengamat pasar.
Kenapa Nvidia Kaget (dan Mungkin Deg-degan)?
Nvidia selama ini menguasai hampir 80% pasar chip AI global, termasuk yang dipakai untuk melatih model seperti ChatGPT. Bahkan, chip H100 dan GH200 milik Nvidia sekarang jadi rebutan perusahaan teknologi besar.
Tapi dengan kesepakatan ini, AMD bisa saja membuka jalur cepat ke pusat pengembangan model AI generatif. Artinya? OpenAI tak lagi bergantung penuh pada GPU Nvidia. Dan itu jelas membuat sang raja GPU… panas dingin.
Investor: Cerdas atau Putus Asa?
Di pasar saham, respons masih terbelah. Saham AMD naik tipis pasca rumor ini, tapi analis mengingatkan: 10% bukan angka kecil, dan kerja sama seperti ini bisa menimbulkan pertanyaan tentang arah jangka panjang AMD.
Sementara itu, OpenAI mendapat keuntungan ganda: akses teknologi chip + potensi cuan dari kepemilikan saham. Mereka makin solid sebagai pusat kekuatan AI dunia.
Penutup: Nvidia Masih Raja, Tapi AMD Lagi Pasang Kuda-Kuda
Langkah AMD ini mungkin bikin Jensen Huang geleng-geleng. Tapi dalam dunia teknologi, sejarah mencatat: yang gila hari ini, bisa jadi jenius esok hari. Dan dalam perang AI, chip bukan sekadar logam — tapi kunci masa depan.
